MENANTI DI SENANDUNG SUNYI
Pada gelombang sepi susuri alun datar meninggi,
rentangkan waktu melarut.
Pada lorong-lorong fatwa cendikia kutapa mengeja.
Inikah takdir mengadzab dera..
Pada ngilu tulang-tulang sulbi menanti jadia melanglang tak pulang.
Inikah takdir mengadzab dera..
Pada ngilu tulang-tulang sulbi menanti jadia melanglang tak pulang.
Aku jabia sunyi meratap purna percuma.
Tak sekelumit menyentuh lega menggema.
Jangan..
Janganlah dulu berfatullah.
Sejenaklah, biar bersamaku mengAbdullah kelak.
Tak sekelumit menyentuh lega menggema.
Jangan..
Janganlah dulu berfatullah.
Sejenaklah, biar bersamaku mengAbdullah kelak.
Kembalilah dahulu pada Fatri berjalin jari denganku Kadrimu.
Aku damba menakhoda bahtera,
menggayuh samudera mendermaga,
tambatkan ranamu Fatriku,.
Aku damba menakhoda bahtera,
menggayuh samudera mendermaga,
tambatkan ranamu Fatriku,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar